Sekelumit Kisah Arsyin dan Arsyia Buyut Lorpolor, Sampang, Madura
Sampang - Dusun lorpolor adalah dusun penuh makna dan bersejarah akan tetapi warga atau masyarakat setempat di desa itu tidak mengetahui asal usulnya atau orang pertama kali menempati dusun itu.
Bagi masyarakat desa Karanggayam dan sekitarnya, dusun LORPOLOR mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama itu, yaitu sebuah nama dusun dari salah satu dusun di desa Karanggayam, kec.Omben, kab.Sampang.
Di sebutlah Arsyin dan Arsyia merupakan pasangan yang unik di antara kedua pasutri ini. Di karenakan keduanya merupakan nama yang serasi yaitu nama yang sama, hanya saja yang laki-laki berakhiran N sedangkan si istri berakhiran A (ARSYIN & ARSYIA) yang tak lain dan tak bukan beliau berdua adalah buyut lorpolor.
Buyut Arsyin & Arsyia diperkirakan lahir sekitar tahun 1800-an berdasarkan jejak keturunannya, namun bulan dan tanggalnya belum diketahui secara pasti. Sementara silsilah dari kedua buyut lorpolor ini juga menjadi misteri bagi keturunannya dan masyarakat setempat di dusun lorpolor tersebut, karena sampai saat ini kedua buyut tersebut yang ahli ibadah dan penuh karomah tidak diketahui silsilahnya.
Entah dari mana asal usul beliau namun yang pasti beliau berdua merupakan keturunan orang sholeh taat beragama, ahli ibadah serta ahli tirakat, terbukti dari buyut laki-laki itu sendiri karena semasa hidupnya beliau sering uzlah/tafakur dan tirakat demi memperdekat diri kepada sang pencipta Allah SWT.
Alkisah, bujuk lakek (suami) merupakan seseorang yang mensyiarkan ajaran Islam yang berpindah pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, suatu saat ketika beliau (bujuk lakek) hendak mau kondangan ke suatu tempat( sebuah daerah)yang dimana daerah tersebut ada sebuah acara yang berlangsung yaitu acara masyarakat yang bernama Kejagung/kidung (menceritakan semisal cerita para nabi di lantunkan dengan lagu khusus).
Dan di situlah buyut laki laki bertemu dengan salah satu pesinden (tukang Kejhung) yang tak lain adalah, ARSYIA. Dari pertemuan kedua orang ini timbullah rasa saling menyukai satu sama lain dan jatuh cinta, sehingga buyut laki laki mempersunting buyut perempuan (bujuk binek) Arsyia.
Sejak saat diperistri oleh buyut laki laki, buyut Arsyia tidak lagi menjadi pesinden (tukang Kejhung) lantaran, kerohanian yang didapat langsung dari suami dan menjadikannya seorang yang semakin ahli beribadah dan taat kepada allah SWT.
Setelah beliau sah sebagai pasangan suami istri, beliau berdua merupakan orang pertama yang menempati/singgah di dusun tersebut, dengan ketabahan dan tawakal yang tinggi kepada allah SWT dalam menjalani kehidupan dan membangun rumah tangga yang harmonis sehingga melahirkan anak cucu sebagai pewaris keturunan beliau, di mana sebagiannya menempati dusun tersebut dan yang lainnya tersebar ke mana-mana.
Menurut sejarah sesepuh yang kami telusuri dari berbagai keturunan asli buyut, Dusun lorpolor asal muasal nya diambil dari nama pohon kolor (sejenis pohon sukun) dimana pohon tersebut sangatlah tinggi besar, rindang dan dedaunannya yang lebat sehingga mamayungi rumahnya buyut yang berada bawah pohon tersebut.
Pohon kolor tidaklah tumbuh di atas tanah umumnya pepohonan yang lain, melainkan tumbuh di atas batu yang sangat besar, sebesar rumah adat madura (kira-kira 5×5m) dan batu itu berada di halaman rumah beliau. Sehingga akhirnya beliau dijuluki pak kyai lorpolor dan ibu nyai lorpolor.
Hubungan pohon kolor dengan pemiliknya yakni buyut (bujuk) layaknya majikan dengan khodamnya, karena ketika buyut wafat, pohon tersebut beberapa bulan atau tahun ikut roboh atau mati, sedangkan batu yang sangat besar yang ditumbuhi pohon tersebut ikut tak berbekas, lantaran tanah yang ditempati rumah buyut tersebut telah diwaqofkan oleh salah satu keturunannya, kepada kyai saiful bahri (beliau salah satu keturunann buyut nangkernang) dan sampai sekarang dijadikan tempat menimba ilmu (madrasah /pondok) serta kegiatan-kegiatan keagamaan bagi warga lorpolor dan sekitarnya.
Dari kisah pohon kolor ini beliau dijuluki buyut lorpolor yang melegenda serta namanya diabadikan menjadi sebuah nama dusun yaitu dusun LORPOLOR, salah satu dusun yang berada di desa karang gayam, Kecamatan omben, Kabupaten sampang, Provinsi Jawa Timur.
Masih cerita dari para sesepuh dikisahkan, di suatu malam di rumah buyut, beliau kedatangan tamu yang tak diundang (maling) untuk mempunyai niat buruk kepada beliau yaitu mencuri alat bajak sawah tradisional (nanggeleh) yang diletakkan di pinggir langgar beliau, namun bernasib malang baginya (maling) karena atas izin allah SWT maling tersebut tidak bisa bergerak sembari memegangi alat bajak tersebut di sepanjang malam, kira kira waktu subuh ketika buyut terbangun dan hendak mengambil air wudhu ke kolam sebelah barat langgar, beliau sangatlah terkejut menemukan seseorang yang sedang berdiri kaku tak bergerak dan beliau pun menghampiri orang tersebut sembari menyapa dan bertanya.
"Dari mana sampeyan dan ada tujuan apa sehingga berdiri di tempat ini?" tanya buyut lorpolor. "Aku dari desa sebelah (sambil menunjukkan jemarinya ke sebelah arah barat) untuk mencuri alat bajak ini" jawab si maling.
"Kalau begitu silahkan ambil dan pergilah, hari sudah mulai nampak" sahut beliau. "Tapi saya tidak bisa bergerak mulai tadi malam sampai sekarang" sambung si maling itu. Dengan perasaan menyesal maling tersebut meminta maaf sambil berkata. "Maafkan aku pak Kiai, aku tidak akan berani datang lagi kesini dan berniat buruk terhadap sampean" ungkap si maling sambil tersungkur lemas ke tanah. "Ya sudah bangunlah!" Sembari memegang bahu orang tersebut dan menepuk tiga kali pundak orang itu, atas izin Allah orang tersebut kembali bergerak normal seperti sedia kala dan orang tersebut menangis tersedu-sedu sambil meminta maaf kepada buyut dan pamit pulang dan buyut pun dengan kerendahan hatinya mengizinkan orang itu untuk pulang.
Itulah sebagian kisah karomah buyut arsyin & arsyia dengan dilandasi ketaatan dan kesalehan serta didasari kesabaran dan keikhlasan sehingga sampai saat ini nama beliau harum semerbak serta kisah hidup beliau terasa indah terdengar di telinga dan terpatri di hati masyarakat lorpolor dan sekitarnya.
Ketaatan buyut arsyin dan arsyia kepada Allah SWT ditunjukkan dengan amal saleh nya,serta penuh kesabaran dan tawakal kepada allah sehingga beliau tetap dikenang dan menjadi panutan bagi masyarakat setempat terutama bagi keturunannya sehingga nama beliau tetaplah harum sepanjang masa.
Dari cerita ketabahan dan kesalehan beliau tersebut menjadikan kita sebagai saksi bahwa beliau berdua termasuk golongan orang-orang yang sholeh dan taat beribadah kepada allah SWT karena diambil cerita dari para sesepuh, bahwasannya beliau selain taat beribadah ternyata mempunyai banyak keistimewaan dan banyak karomah diantaranya setiap kali beliau buyut laki-laki mau meludah tidaklah meludah sembarangan beliau harus meludah di sebilah bambu yang di kalung kan di lehernya untuk menjadi wadah air ludah tersebut, sebab ludah beliau tidak boleh terinjak oleh seseorang, karena kalau terinjak akan menjadikannya orang tersebut sakit.
Dari kisah tersebut semoga kita bisa mengambil hikmahnya sebagaimana kita diajarkan senantiasa beribadah kepada Allah SWT, dan semoga barokah beliau (buyut lorpolor) selalu mengalir deras kepada kita semua dan anak cucu kita, sehingga menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehah mengikuti langkah dan jejak beliau. Amiiin, amain, amain, yaaa mujibas saailiiin.

